Jumat, 30 Mei 2008

Berembuk tanpa kata sepakat Part2....

Semalam disalah satu stasiun tv digelar dialog antara Polisi, perwakilan aktivis mahasiswa dan wakil Komnasham...nah beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari perdebatan malam itu adalah:
Fakta menurut Kepolisian
1.Pada malam kejadian tragedi UNAS, ternyata masyarakat yang melapor kepada Polisi, dan bersama masyarakat polisi menyingkirkan ban-ban yang dibakar dari jalan.
2.setelah ada jeda mahasiswa melempari polisi dengan bom molotov, kejadian ini terekam dalam klip yang disiarkan
3.Polisi masuk dalam kampus guna mengejar pelaku pelemparan bom molotov

Menurut perwakilan aktivis
1. Terjadi pelecehan seksual kepada mahasiswi melalui tindakan verbal dan non verbal
2.Penangkapan yang dilakukan polisi sangat brutal
3.mempermasalahkan mengenai pembiayaan pengobatan dan penggantian kerugian immateril

menurut komnasHam
1.Polisi menyerang masuk kedalam kampus, dan melakukan penangkapan membabi buta
2Polisi tidak berkoordinasi dengan pihak kampus terlebih dahulu
3.terjadi pelanggaran protap, tp komnasham belum dapat menyebutkan apa pelanggarannya hanya saja pasti ada yang dilanggar

komisi kepolisian, mengatakan bahwa hanya satu pelanggaran yang dilakukan oleh polisi yang menyalahi protap yaitu tidak mengikut sertakan Brimob dalam melaksanakan dalmas

Nah dari kesimpulan diatas sedikit pendapat saya adalah, dalam dialog tersebut setiap pihak merasa diri benar dan tidak ada kemauan untuk menyelesaikan permasalahan, dimana semuanya ingin dibenarkan tanpa mau melihat kesalahan masing-masing...

Untuk kepolisian, memang benar mahasiswa telah bertindak anarkis, dan menyalahi aturan berdemo, serta kita juga menyadari bahwa polisi juga manusia biasa yang bisa emosi. Akan tetapi sebagai aparat seharusnya polisi harus mampu bersikap profesional dan tidak menuruti emosi, kebrutalan yang dilakukan polisi semakin menunjukkan jika polisi belum bersikap profesional dan proporsional...

Untuk pihak aktifis mahasiswa, seharusnya mau mengakui kesalahan bahwa benar mereka telah berlaku anarkis, jangan lupakan fakta-fakta dilapangan...masyarakat melapor kepada kepolisian berarti mereka tidak setuju dengan aksi malam itu seharusnya jika benar mewakili masyarakat dengankanlah keberatan dan hentikan kegiatan tersebut... sangat disayangkan beberapa pernyataan yang dikemukakan wakil dari aktifis malam itu, antara lain:
"polisi belum menjawab pertanyaan inti saya, siapa yang menanggung biaya pengobatan?"
"lalu bagaimana dengan kerugian immateril? dimana mahasiswa yang terluka tidak bisa mengetik atau tidak bisa mengikuti perkuliahan?"
"tidak ada pembenaran atas apa yang dilakukan polisi pada malam itu"
nah bagi saya yang tidak terlibat langsung, ketika mendengan statement diatas, hal yang saya rasakan adalah...memang polisi salah atas aksi brutalnya, tp bagaimana dengan mahasiswa? apakah aksi mereka pada malam itu sudah benar?
kemudian sangat disayangkan justru hal yang digunakan utk menyerang polisi lebih kepada permasalah pembiayaan pengobatan dan kerugian immateril, terlebih lagi ditegaskan oleh aktivis tersebut bahwa prioritasnya adalah mempertanyakan masalah pembiayaan! Ingat perjuangan belum berakhir Neng...! tujuan perjuangan belum tercapai jadi belum saatnya meminta ganti rugi...
maksudnya, dalam hal ini yang diributkan adalah kebrutalan polisi, nah ini aja belum beres kok udah menuntut hal lain? apakah memang arah perjuangan mahasiswa sudah dirubah?
saya rasa biaya pengobatan pastinya ditanggung oleh kepolisian/negara, apalagi jika sudah terbukti terjadi aksi brutal yang dilakukan polisi..jadi gak perlu meminta begitu...

dan utk komnasHam, setau saya ini lembaga independen dan bukan advokad yang membela kliennya...KomnasHam bersikeras mengatakan polisi menyerang kedalam kampus, sementara polisi mengatakan bukan menyerang tp mengejar pelaku anarkis, dan ini bisa diterima alasannya karena memang mahasiswa sudah melakukan pelemparan bom yang sangat membahayakan, bagaimana dgn argumen KomnasHam? menurut saya argumen yang diutarakan tidak masuk akal, begitu juga dgn penangkapan membabi buta dan koordinasi dgn pihak kampus, karena apabisa polisi membedakan mahasiswa yang ikut demo atau tidak pada saat itu, mengenai siswi yang sedang tidur, bisa ajakan itu pendemo yg berpura-pura tidur (setidaknya ini alasan yg akan dipakai polisi) dan apakah waktunya cukup utk mlakukan koordinasi dgn pihak kampus?
Yang paling mengganjal adalah seharusnya KomnasHam itu paling paham, bahwa hak asasi seseorang itu dibatasi oleh hak-hak orang lain, begitu pula hak asasi mahasiswa dalam menyampaikan aslirasi dibatasi oleh hak asasi warga sekitar yang merasa terganggu oleh aksi tsb dan juga hak asasi aparat polisi sebagai manusia yang dilempari bom molotov...jadi seharusnya dapat bersikap objektif dengan tidak hanya membela mahasiswa (sbg pihak pelapor) tp juga membimbing mahasiswa jika memang salah dong....

Nah untuk komisi kepolisian, tanpa brimob aja brutal pak..apalagi memnaggil brimop, wah gak kebayang tuh pak!!!

Berembuk tanpa kata sepakat....

Beberapa hari yang lalu sebuah stasiun TV menayangkan talk show dengan tema "BLT jurus jitu mengatasi Kemiskinan"...menghadirkan Mentri Sosial, perwakilan Bappenas, anggota DPR, dan Ketua Kepala Desa se Indonesia... Mentri Sosial dan perwakilan Bappenas menolak bahwa Pemerintah mengakui bahwa BLT ini jurus ampuh mengatasai kemiskinan, menurut mereka BLT ini hanya untuk membantu meringankan beban aja, akan tetapi hal ini ditentang oleh anggota DPR dengan alasan pemberian BLT tidak tepat dan tidak mendidik terlebih lagi data yang dipakai adalah data lama, idem dengan anggota DPR, ketua forum kepala desa se Indonesia juga tidak setuju dgn program ini karena dinilai dapat merusak tatanan sosial yang ada didesa, bla..bla...bla (maksudnya terjadi adu argumen yang gak jelas ujungnya dari semua pihak yang dihadirkan)

Namun ada beberapa kejadian menarik, yaitu dimana Pak Mentri tiba2 naik darah, dan mengatakan jika ada kesalahan dalam implementasi pencairan BLT maka pemerintah tidak akan segan2 menindak aparat dilapangan, sembari mengeluarkan pernyataan politis bahwa akan langsung meninjau rumah warga yang secara persyaratan ternyata tidak berhak menrima BLT...

Nah menanggapi hal ini, saya sebagai PNS didaerah berpendapat bahwa sampai saat ini ternyata Pemerintah pusat masih saja belum berubah dan belajar dari pengalaman dalam membuat kebijakan, dan mengapa kebijakan tersebut gagal dalam implementasinya...Berikut saya mencoba mengemukakan kesalahan pemerintah pusat:

1. Dalam membuat kebijakan, pemerintah pusat (kalangan elit) tidak pernah membuat sistem tata pelaksanaan yang jelas bagi para aparat di 'bawah' sehingga seringkali aparat menjadi kebingungan dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Misalkan dalam BLT pemerintah sangat kurang dalam melakukan sosialisasi program dan pemahaman masyarakat terutama tentang persyaratan penerima BLT, kebijakan ini terkesan terlalu cepat dan tanpa perencanaan yang matang, sehingga wajar jika ketua forum kepala desa memprotes program ini dan mengkhawatirkan rusaknya pranata sosial dan mengancam keselamatan aparat desa, sebenarnya bukan aparat desa aja, aparatur lainnya (kelurahan/kecamatan/dll) juga terancam terkena amuk massa apabila terjadi kesalahan dalam pembagian BLT ini, dan ini memang tidak pernah diperhitungkan oleh pemerintah pusat.

2. Pemerintah Pusat masih suka mengeneralisir Indonesia, dimana menganggap keadaan didaerah sama dengan dipusat, hal inilah yang selalu menyebabkan program pemerintah gagal dan salah sasaran, karena negara ini terdiri dari ribuan keberagaman yang tidak dapat digeneralkan, sehingga hendaknya pemerintah dalam menyusun rancangan kebijakan melihat dulu bagaimana keadaan bangsa ini secara nasional, bukan berdasarkan yang ada didepan mata mereka saja...

Kesimpulannya.mungkin sebaikanya Pak Mentri tidak perlu sampai emosi begitu dan melampiaskan amarahnya kepada aparat dilapangan jika ada kesalahan dalam prosedur pencairan BLT, seharusnya beliau meninjau bukan saja warga yang tidak kebagian tp mengkaji lebih dalam mengapa dan ada kesalahan apa sampai warga tersebut tidak mendapatkan haknya.
Apakah ada kesalahan dalam sistem dan prosedurnya atau memang aparatnya yang melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugasnya...

Minggu, 25 Mei 2008

Mahasiswa vs Polisi : Teroris vs Teroris

Yah judul diatas mungkin sangat cocok untuk menggambarkan kejadian tgl 24 kemarin...tp jika mau kilas balik, ini merupakan dampak dari apa yang dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri... melakukan protes ataupun demo tentang suatu kebijakan sih wajar, tp akan menjadi salah jika demo yang dilakukan sudah mengarah kepada anarkis...

Dalam demo kemarin para mahasiswa banyak membawa BOM MOLOTOV...ini kan udah menunjukkan niat dari mahasiswa yang gak bener...memang mahasiswa jaman sekarang sepertinya sudah hilang arah, erlalu merasa diri kuat dengan menenteng nama rakyat (gak ada bedanya dgn politikus), bahkan sidak yang dilakukan secara paksa disebuah kampus menemukan banyak bom molotof dan narkoba, apakah ini yang disebutkan pahlawan reformasi?

Polisi pun tidak benar, tp mereka juga tidak salah, secara profesionalisme mereka salah karena telah kehilangan kontrol diri, namun secara kemanusiaan mereka juga tidak salah karena mahasiswa sudah memukul, bahkan melempari bom molotov, nah kegiatan yang terakhir ini jika dihubungkan dgn tugas polisi, maka polisi itu benar, karena yg namanya bom itu membahyakan orang banyak..dan melanggar hukum..

sangat disesalkan komentar salah satu mahasiswa, yang mengatakan polisi itu tidak berhak memasuki kampus karena kampus itu merupakan daerah otonom..ini membuktikan bahwa mahasiswa resebut sangat BODOH dalam menterjemahkan statusnya sebagai mahasiswa!
Mahasiswa itu merupakan kalangan akademisi sehingga yang namanya dareah otonom kampus itu hanya berlaku dalam hal-hal akademik, misalkan..kampus bebas bereksperimen hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran/akademik, bukan utk membuat bom, memakai narkoba, memprofokator rakyat..dll..

Dan Polisi sebagai aparat hukum yang diatur UU dan bertugas menjaga keamanan dan ketertiban itu bisa masuk dan melakukan penggeledahan disemua tempat yang dianggap mebahayakan, jangankan kampus, istana presiden dapat digeledah apabila ada inidikasi membahayakan bangsa! Akan tetapi sangat disayangkan tindakan polisi kemarin cenderung sebagai wujud balas dendam...

yang harus sama-sama kia pikirkan dalam masalah ini...Jika mahasiswa mengalami kekerasanyang dilakukan aparat, maka mereka akan berteriak HAM, lalu bagaimana dengan mahasiswa yang melakukan kekerasan, bisakah aparat berteriak HAM???

Justru yang sangat disesalkan adalah komentar para pejabat terkait hal ini... Misalkan Rektor univ yang bersangkutan yang menyayangkan tindakan Kepolisian, seharusnya ia terlebih dahulu menyayangkan tindakan mahasiswanya, karena ditinjau dari sudut manapun, mahasiswa yg membawa bom dan menggunakan narkoba tidak ada benarnya, apa lg memakainya dilingkungan kampus. Dan komentar dari mantan juru bicara Gusdur, yang meminta Polisi melepaskan mahasiswa yang elah terbukti bersalah, memang dalam kegiatan menyampaikan aspirasi mereka tidak bersalah, tapi mahasiswa tsb bersalah karena melakukan tindakan anarkis...ini proses hukum bukan proses politik lagi...

Tulisan ini bukan membela atau menjatuhkan/menyalahkan pihak tertentu...hanya saja saya sangat kesel dan geram melihat masyarakat Indonesia (top to bottom) yang sepertinya tidak dapat lagi memilah mana yang bener dan salah, semuanya sibuk memperjuangkan kepentingan masing2 tanpa memikirkan Bangsa ini secara keseluruhan... Apa jadinya Negara ini jika semua hal dipolitisasi??? Apa kata dunia....???

Ayo Vote Naga Bonar for President 2009

Jumat, 23 Mei 2008

Naga Bonar For President 2009


Membaca disebuah blog temen (bang raja), yang berandai-andai bagaimana jika naga bonar jadi presiden... wah saya dukung banget tuh...apa kata dunia...
menurut saya Dedi Mizwar salah satu artis senior yang mempunyai rasa kebangsaan yang tinggi, jika dibandingkan dengan artis lainnya yang terjun kedunia politik, sepertinya Om Dedy lebih mempunyai potensi menjadi wakil rakyat yang amanah dan jujur...

Ayo kita dukung Naga Bonar for President 2009....

Mari berkaca...

Saya membaca sebuah artikel di sebuah harian surat kabar Kota Bandung, dimana inti dari isi artikel itu menyoroti acara peringatan 100tahun kebangkitan nasional yg dinilai terlalu megah, bahkan wartawan harian tersebut menulis bahwa pemerintah tidak punya rasa toleransi terhadap keadaan bangsa ini yang tengah di himpit kemiskinan..

Terkait dengah hal ini, saya merasa wajar jika pemerintah mengeluarkan dana besar untuk memperingati hari bersejarah, karena apa yang telah dikorbankan oleh para pejuang tidak dapat kita ukur dengan materi...
selain itu saya mau mengajak kita semua untuk kembali berkaca, apakah wajar kita memprotes pemerintah sementara kita sendiri (pola hidup) tidak menunjukkan rasa toleransi terhadap masyarakat miskin.

Saya beri contoh, untuk membiayai klub sepak bola (Persib) aja pemerintah daerah Kota Bandung rela mengeluarkan dana dari APBD (yang katanya berasal dari dana bantuan bencana alam dan hibah) sebesar 18 milyar !!! sedangkan dana bagi masyarakat yang tertimpa bencana aja dianggarkan 2m? Dana bantuan Persib ini mengalam kenaikan, Bahkan di Kediri dana untuk klub sepak bolanya mencapai 22M... Memangnya penduduk di Kota Bandung dan kediri udah gak ada yang miskin? memangnya membiayai sepak bola lebih penting dari kemiskinan?
Tapi anehnya masyarakat Kota Bandung dan Kediri tidak terlalu mempermasalahkan masalah ini, mereka malah dengan antusias dan bahkan cenderung anarkis mendukung tim sepak bolanya...Dengan dana sebanyak itu bagaimana pertanggung jawabannya? toh dengan dana sebesar itu Persib tidak bisa juara Liga...toh dengan gaji pemain yang melebihi gaji Walikota dan hampir menyamai Gaji Presiden, mereka tidak mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat...

Coba kita bandingkan dengan gaji PNS (hehehehe sekedar curhat) golongan IIIa rata-rata berpenghasilan 2jt/perbulan dan jika diakumulasikan maka dalam setahun mempunyai penghasilan 20-24jt (belum dipotong pinjaman dan BPD hehehe), dan Pemain Persib yang nilai kontraknya 500jt-2m/pertahun/pemain? Bagaimana dengan volume dan beban kerjanya? Apalagi tanggung jawabnya.... Apakah ada pemain Persib yang dituntut korupsi apabila mereka tidak memenangkan pertandingan? coba PNS salah dikit aja dicaci maki...ingat sumber gaji PNS dan pemain Persib sama-sama berasal dari APBD dan uang rakyat!!!

Saya rasa penduduk kota Bandung dan Kediri tidak wajar berbicara tentang kemiskinan, apalagi memprotes acara penringatan hari kebangkitan nasional dengan dalih solidaritas terhadap kemiskinan, kalo mereka kelaparan? tidak mampu beli BBM? makan aja tuh bola....heheheh

saya bukan membela pemerintah atau membenci tim sepak bola diatas, saya cuma mau mengajak kita semua berkaca, apakah yang kita lakukan sudah benar sehingga mau mencaci pihak lain? Apakah mengurus sepak bola lebih penting dari kepentingan rakyat banyak?

Saya malah mengharapkan Pemerintah tidak merayakan suatu event dengan berlebihan, dan begitu juga Pemerintah Daerah yang tidak membuang-buang anggaran hanya untuk kepentingan sekunder...Karena rakyat bangsa ini tidak butuh hal-hal seperti itu

Kamis, 22 Mei 2008

MAHAsiswa = MAHApreman???

Sebenarnya demo yg dilakukan mahasiswa itu merupakan salah satu bentuk demokrasi, namun itu jika dilakukan dengan benar... kejadian kemarin malah menambah panjang daftar kerusuhan yg disebabkan oleh mahasiswa...

Pada tahun 98 demo yg dilakukan mahasiswa, itu bisa dikatakan sebagai perjuangan, walau sarat dgn unsur politik pihak tertentu tp tujuan keseluruhannya memang dibutuhkan bangsa ini...

Ttp demo yg dilakukan mahasiswa jaman sekarang (setelah reformasi) menurut saya bukanlah sebagai bentuk perjuangan, karena banyak yg berujung dgn kerusuhan yg justru merugikan rakyat banyak (misalkan: banyak kendaraan umum yg dirusak, kendaraan pribadi yg dibakar, warung yg hancur, kaca rumah yg pecah, dll)...

Mahasiswa(aktivis) sekarang sangat mudah "ditunggangi" oleh pihak2 tertentu, termasuk pihak asing. Ini menurut saya karena mahasiswa sekarang terjerumus dgn sindrom "pahlawan reformasi" dan terkena penyakit "instanisasi", sehingga segala sesuatu dilakukan dgn cara berdemo.

Ini bukan saya tujukan kepada kelompok mahasiswa aja, termasuk didalamnya ormas (baik politik, kepemudaan, dan keagamaan)...

Demo sih boleh aja, ttp demo itu ada aturannya, ada prosedurnya. Misalkan kemarin mahasiswa berdemo dan memaksa masuk kedalam Istana Negara, itu tidak wajar dan salah! Istana Negara itu merupakan simbol Negara kita, jika kita saja menginjak-injak simbol tersebut, bagaimana dgn pihak luar?

Di Garut malah ada ormas yg mengibarkan Bendera Merah Putih dan berujung dgn gagalnya proses pengibaran Bendera tersebut... Saya masih ingat jaman saya SMA dulu, ketika bergabung dgn PASKIBRAKA, kami diajarkan bahwa kesalahan dlm mengibarkan Bendera bisa dihukum penjara dan bahkan tembak ditempat!

Mahasiswa merupakan kelompok elit, yg berbeda dgn kuli dan preman, maka sudah selayaknya jika kita sebagai mahasiswa bertindak terhormat dalam melaksanakan aspirasi politik..

Mahasiswa merupakan kelompok netral, yg berkewajiban bukan saja membela rakyat tp juga membela pemerintah (jika pemerintah dipihak yg benar), sehingga jangan kita nodai dengan ditunggangi oleh pihak manapun dan disusupi unsur politik...

Mahasiswa merupakan kelompok akademis, yg dapat menganalisis keadaan, dapat menentukan apa yg benar dan yg salah dan dapat dibuktikan ke absahannya, nah apakah mahasiswa telah menganalisa dampak kenaikan BBM baik jangka panjang dan pendeknya?
Karena menurut saya yg dilakukan mahasiswa sekarang ini hanyalah gerakan "latah" dan ikut-ikutan demo saja sebagai bukti eksistensi mahasiswa..cobalah analisis berapa besar utang negara ini jika subsidi BBM diberikan secara penuh, apa akibat jangka panjangnya?

Sebagai kelompok elit, netral dan akademis, seharusnya mahasiswa selain bisa mengkritik dapat memberikan solusi bagi permasalahan yg ada..apakah ini dapat dilakukan mahasiswa...???

Kebijakan mengenai BBM merupakan kebijakan populis dan kontroversi shg sgt rentan dan gampang dipolitisasi oleh Lawan2 politik SBY-JK, dan mereka yg ribut sekarang sangat mungkin tidak membela rakyat, malah mempunyai agenda terselubung yg mementingkan kelompok dan golongannya saja....

Senin, 19 Mei 2008

MotoGP France 2008: Competition and the Doctor are Back...!!!

The Best Race Ever...!!!! thats only i can say.....
yang pasti The Doctor is wake....He geniusly role the race...
Lorenzo give his best perform (best rider and perfect perform in france)...
Colin Edward is not end yet...
Yamaha seems do their homework in the right path....
Yamaha's riders taken all the Podium....

Pokoknya selamat deh buat Yamaha, Rossi, Lorenzo dan Edward...
Gak salah ternyata milih Yamaha...semakin terdepan..heheheheh jadi iklan deh
Gak sia-sia nunggu ampe jam1 subuh...yang gak nonton pasti nyesel dehhh

Sabtu, 17 Mei 2008

Ninja 250 sudah mengaspal....

Walau belum resmi di lunch, tp ternyata ninja 250 sudah wara-wiri di Bandung, pernah ngeliat 2kali, satunya plat D dan satu lagi plat F... tp kok kalo ngeliat dijalanan, kesan mogenya kurang yah...Gak kekar, justru cenderung ramping...Hehehehehe..mimpi gak kesampaian..hikhikhik

Pemimpin dibalik batu


Yah kayaknya ungkapan ini sangat cocok diberikan kepada beberapa mantan pemimpin negeri ini, sebut aja Amien Rais, Megawaty, dan Gusdur.... Ketiga tokoh bangsa ini sedang gencar-gencarnya mencaci maki Pemerintahan SBY-JK.. Seolah-olah pada saat mereka memimpin, dapat membawa bangsa ini maju.

Amien Rais, bahkan dengan terang2an memojokkan SBY, tp apa yg dihasilkannya pada saat dia menjadi Ketua MPR?

Gusdur...tidak cukup dengan memojokkan pemerintah, malah berniat mencalonkan diri lagi menjadi Presiden RI 2009....

Dan terakhir, megawaty..baru2 ini mengajak kaum perempuan utk tidak memilih calon presiden ganteng aja. " makanya jgn memilih presiden yg asal ganteng aja, coba kalo pilih saya" begitu katanya.... hahahaha, seharusnya Mega sadar mengapa rakyat tidak memilih dia lagi.. yah tentu aja karena kepemimpinannya juga tidak membawa hasil.... Lebih jauh beliau menyatakan bahwa negeri ini dibawah kepemimpinan SBY negeri ini JALAN DI TEMPAT, menurut saya sih mendingan jalan ditempat, karena dibawah kepemimpinannya saya rasa negeri iini JALAN MUNDUR....

ini tidak bermaksud utk menjelekkan mereka, tp mbok yah sadar deh... mereka juga tidak bisa memberikan kemajuan yang signifikan pada negeri ini..... Sebagai WNI saya merasa kesel dan greget melihat keadaan ini, kenapa para pemimpin bangsa ini hanya bisanya memojokkan orang lain...memang sih mencari kejelekan orang sangat mudah dibandingkan menunjuk prestasi yg telah dilakukan orang lain.... kok ide2 cemerlang mereka timbul pada saat mereka tidak memimpin? kok idealismenya muncul pada saat mereka digantikan orang lain?Mengapa kritik ini dilontarkan pada saat menjelang Pemilu?.... apakah ini hanya sebatas permainan politik? kalo memamng begitu, sepertinya mereka terlalu memandang remeh masyarakat saat ini...Kami tidak bodoh BOS.....

Sabtu, 10 Mei 2008

UU ITE benar-benar gak ngaruh!!!

Pada tgl 9 april lalu saya pernah menulis tentang keraguan akan berfungsinya UU ITE secara eektif dalam memerangi situs-situs porno di Indonesia. Dan ternya keraguan itu kini terbukti, melalui seorang teman saya mendapat kabar bahwa salah satu situs porno terbesar di Indonesia sudah aktif kembali...
Ternyata UU ITE memang hanya membuang-buang biaya dan usaha yang sia-sia saja, sebuah kebijakan fenomenal yang bersifat omdo... Dan ternyata roy Suryo pun gak ada 'taji'nya dalam memberikan kontribusi kepada pemerintah.... Capeeee deeehhhh.....

Jumat, 09 Mei 2008

HADE semakin meragukan...

Beberapa hari lalu, saya mendapat tugas dari salah seorang dosen, utk menyusun Perencanaan Strategis tentang mewujudkan pendidikan gratis di Jabar, ini merupakan salah satu janji-janji pasangan HADE dalam kampanyenya beberapa waktu lalu (janji lainnya adalah, mengurangi pengangguran, menciptakan 1jt lapangan pekerjaan baru, dan pengobatan gratis serta perbaikan sarana dan prasarana), dalam kampanyenya HADE juga menegaskan bahwa jika seluruh janjinya tidak terpenuhi dalam 3tahun mereka siap untuk mundur.

Setelah beberapa hari berkonsultasi dengan Profesor Google, saya menemukan banyak keraguan akan kemampuan dan kesungguhan pasangan ini akan janji-janjinya, banyak pernyataan dari pasangan ini menunjukkan kalau mereka tidak ada bedanya dengan elit politik lainnya, semua pernyataannya ada di grey area (menurut saya).

Misalkan tekad HADE yang menyatakan akan mundur jika dalam 3tahun tersebut, ternyata pernyataan ini diikuti dengan pernyataan lainnya, yaitu: janji mundur batal jika ternyata situasi yang menyebabkan janjinya tak bisa terpenuhi bukan karena kelalaian kedua pasangan itu. "Mudah-mudahan situasi tersebut tidak akan terjadi, yang penting kami serius melakukan janji tersebut dan tidak akan ada kelalaian," katanya. situasi lain yang dimaksudkan salah satunya adalah kemungkinan adanya ganjalan dari parlemen.

Kemudian, janji mereka tentang pendidikan gratis. Ahmad Heryawan dalam konfrensi persnya mengatakan pendidikan gratis bisa diartikan dengan pendidikan murah (keraguan pertama), kemudian dilain tempat Heryawan mengatakan janji ini akan dapat terwujud jika ada dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota sejabar (keraguan kedua).

Dalam keraguan pertama, sepertinya kita harus membedakan antara gratis dan murah! karena keduanya memang memiliki pengertian dan makna yang berbeda! Kemudian pada keraguan kedua, semua kandidat dipastikan akan dapat mewujudkan pendidikan gratis apabila seluruh kabupaten/kota sejabar dan pemerintha pusat mendukung. Hello....did you think we all stupid???

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Prof.Kusnaka yang mengatakan bahwa dari VMP ketiga kandidat cagub jabar, menandakan bahwa semuanya tidak siap dan VMP yang diajukan semuanya menyampaikan apa yang mereka duga dibutuhkan masyarakat, bukan apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat Jabar. Terlebih bagi pasangan HADE, dimana mereka lah yang berani menjanjikan sesuatu hal yang sangat sulit diwujudkan, tetapi dalam VMP nya tidak disertai dengan langkah2 dan program2 yang revolusioner...

Yah...semoga keraguan-keraguan ini bisa ditolak oleh HADE, dan mereka benar2 bisa membawa JAbar lebih maju

Senin, 05 Mei 2008

Syndrome Arnold

Di tahun 2008 ini, terdapat 2 artis yang akhirnya berhasil terpilih menjadi Wakil Kepala Daerah. Yaitu Rano Karno (Wakil Bupati) dan Dede Yusuf (Wakil Gubernur)... Dalam wawancaranya, Rano Karno menyatakan bahwa telah terbukti bahwa artis pun bisa memimpin daerah... Pernyataan ini membuat saya dan istri berdebat, dimana istri saya menyetujui apa yang diucakan Bang Doel, tp sebaliknya saya kurang setuju, karena menurut saya masalah terpilih dalam pilkada belum membuktikan apa2 karena mereka belum mulai bekerja.
Saya bukannya tidak mendukung artis menjadi kepala daerah, tetapi sepertinya terjadi semacam gejala "latah" pada artis-artis kita, apabila kedua tokoh diatas sudah menekuni politik beberapa tahun lalu, kemudian bagaimana dengan Saiful Jamil? yang tiba-tiba mencalonkan diri menjadi wakil kepala daerah, dan terkesan sangat memanfaatkan statusnya sebagai seorang seleb dan kecenderungan masyarakat memilih orang2 muda dan muak akan tokoh2 elit politik senior yang dinilai bejat dan tidak dapat dipercaya....
Semoga anggapan anak muda yang harus memimpin benar2 dapat terbukti berhasil membawa perubahan pada bangsa ini, dan mengapa tokoh2 muda yang muncul sekarang hanya berasal dari kalangan seleb, lalu dimana kader2 muda dari parpol? Apakah memang parpol tidak menyiapkan kader2 mudanya?
Semoga Syndrome Arnold ini memang dapat membawa perubahan.....